1. Era 1990-an: Fondasi Budaya Pop Modern
Tahun 1990-an bisa disebut sebagai masa transisi budaya pop Indonesia menuju format yang lebih modern. Beberapa tren utama pada dekade ini antara lain:
-
Musik:
-
Munculnya band-band legendaris seperti Dewa 19, Slank, Sheila on 7 (akhir 90-an), dan Gigi yang membawa warna baru musik Indonesia.
-
Musik pop remaja tumbuh dengan hadirnya boyband dan girlband lokal seperti Trio Kwek Kwek dan AB Three, meski tak sebesar fenomena boyband Korea di kemudian hari.
-
MTV Indonesia (1995) menjadi pintu masuk budaya pop global—musik internasional lebih mudah diakses oleh generasi muda.
-
-
Televisi & Film:
-
Sinetron era 90-an seperti Si Doel Anak Sekolahan dan Tersanjung menjadi ikon budaya populer.
-
Film Indonesia mengalami masa sulit, produksi menurun, tapi film komedi Warkop DKI masih populer.
-
-
Fashion:
-
Gaya remaja dipengaruhi oleh global trend: celana cutbray, kaos bergambar band, hingga rambut gondrong bagi anak muda.
-
-
Komik & Hiburan:
-
Komik lokal seperti Si Buta dari Gua Hantu masih digemari, meskipun manga Jepang mulai masuk kuat lewat majalah Animonster dan Hana.
-
2. Era 2000-an: Globalisasi dan Kebangkitan Lokal
Memasuki milenium baru, pop culture Indonesia mulai terhubung lebih erat dengan arus global sekaligus menemukan kekuatan lokalnya.
-
Musik:
-
Era emas band pop Indonesia: Peterpan (Noah), Ungu, Nidji, Letto, dan Samsons mendominasi.
-
Lahirnya fenomena dangdut koplo dan penyanyi dangdut modern seperti Inul Daratista yang membawa kontroversi sekaligus popularitas.
-
Indonesian Idol (2004) membuka jalan lahirnya bintang baru seperti Judika, Rossa, dan Agnes Monica.
-
-
Film:
-
Kebangkitan film nasional dengan Ada Apa dengan Cinta? (2002) sebagai tonggak.
-
Muncul film horor baru, seperti Jelangkung dan Kuntilanak, yang menghidupkan kembali minat penonton.
-
-
Televisi:
-
Sinetron religi seperti Hidayah dan Misteri Gunung Merapi jadi tontonan massal.
-
Reality show dan ajang pencarian bakat makin populer.
-
-
Fashion & Lifestyle:
-
Budaya distro (distribution store) merebak, khususnya di Bandung. Brand lokal seperti Ouval Research, 347, dan Peter Says Denim jadi ikon anak muda.
-
Tren musik indie mulai kuat, dengan band seperti Efek Rumah Kaca dan The S.I.G.I.T.
-
3. Era 2010-an: Era Media Sosial dan K-Pop Invasion
Dekade ini menandai perubahan besar, di mana media sosial dan internet benar-benar membentuk budaya pop Indonesia.
-
Musik:
-
YouTube melahirkan bintang baru: Rich Brian, Weird Genius, Isyana Sarasvati, hingga Raisa.
-
K-Pop masuk besar-besaran—fandom EXO-L, ARMY (BTS), Blink (Blackpink) tumbuh masif di Indonesia, bahkan jadi bagian dari identitas anak muda.
-
EDM dan musik elektronik makin digemari.
-
-
Film & Serial:
-
Film Indonesia bangkit dengan karya berkualitas: Laskar Pelangi, Habibie & Ainun, Ada Apa dengan Cinta? 2, Warkop DKI Reborn.
-
Genre horor kembali menjadi primadona: Pengabdi Setan (2017) sukses besar secara internasional.
-
Serial web mulai populer lewat platform digital.
-
-
Media Sosial:
-
Instagram, Twitter, dan TikTok mengubah cara orang menikmati pop culture.
-
Muncul influencer, selebgram, dan Youtuber (misalnya Raditya Dika, Atta Halilintar, Ria Ricis).
-
-
Fashion:
-
Streetwear lokal makin berkembang: Erigo, Thanksinsomnia, Damn! I Love Indonesia.
-
Hijab fashion berkembang pesat, Indonesia dikenal sebagai pusat modest fashion dunia.
-
-
Komunitas & Fandom:
-
Anime, K-Pop, game online (Dota, Mobile Legends, PUBG, Genshin Impact) membentuk subkultur baru.
-
Event pop culture seperti Jakarta Toys & Comics Fair, Comic Frontier, Indonesia Comic Con semakin ramai.
-
4. Era 2020-an: Era Digital-First dan Hybrid Culture
Pop culture Indonesia di dekade ini semakin digital, global, dan lintas budaya, dipercepat oleh pandemi COVID-19.
-
Musik:
-
Musisi Indonesia makin mendunia: Rich Brian, NIKI, Stephanie Poetri lewat label 88rising.
-
Musik indie dan alternatif tetap tumbuh lewat platform digital.
-
TikTok melahirkan lagu viral, bahkan menentukan tren musik mainstream.
-
-
Film & Series:
-
Platform streaming seperti Netflix, Disney+, dan Vidio membuat film & serial lokal lebih variatif.
-
Serial seperti Layangan Putus jadi fenomena besar.
-
Film KKN di Desa Penari (2022) mencetak rekor box office nasional.
-
-
Digital Lifestyle:
-
E-sports berkembang pesat. Tim-tim Indonesia sukses di kancah dunia (Mobile Legends, Free Fire, PUBG Mobile).
-
Konten kreator semakin beragam: podcast, live streaming, VTuber, hingga AI content.
-
-
Fashion:
-
Kolaborasi brand lokal dengan internasional makin sering.
-
Tren thrifting dan sustainable fashion semakin kuat.
-
-
Fenomena Budaya:
-
Budaya “meme” jadi bagian dari komunikasi sehari-hari.
-
Nostalgia 90-an & 2000-an kembali populer lewat musik, fashion, dan sinetron lama yang viral lagi di TikTok.
-
Kesimpulan
Selama 30 tahun terakhir, pop culture di Indonesia terus berubah mengikuti perkembangan zaman—dari dominasi televisi dan musik band di era 90–2000-an, hingga era media sosial, K-Pop, e-sports, dan streaming di 2010–2020-an. Pop culture Indonesia kini tidak hanya menjadi konsumen tren global, tetapi juga mulai menjadi produsen yang berpengaruh secara internasional, lewat musik, fashion, dan film.
Eksplorasi konten lain dari Mostly Media Co.
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.