Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa semua orang tiba-tiba meniru tarian di TikTok, memakai istilah gaul yang sama, atau heboh menonton film superhero terbaru? Itulah kekuatan pop culture—sebuah fenomena budaya yang mampu menyatukan jutaan orang hanya lewat musik, film, fashion, atau bahkan sekadar meme. Dari komik murah di abad ke-19 hingga tren digital masa kini, pop culture terus berkembang dan menjadi cermin dari zaman yang kita jalani.
1. Pengertian Pop Culture
Pop culture atau budaya populer adalah sekumpulan ide, praktik, kepercayaan, gambar, objek, dan fenomena yang dianggap dominan atau diterima luas oleh masyarakat pada suatu waktu tertentu. Ciri khasnya adalah:
-
Mudah diakses dan dinikmati oleh khalayak luas.
-
Sering dipengaruhi oleh media massa (televisi, radio, film, internet, media sosial).
-
Berkaitan dengan hiburan, tren, gaya hidup, musik, fashion, film, komik, hingga bahasa gaul.
-
Dinamis, selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
Singkatnya, pop culture adalah budaya sehari-hari yang “trendy” dan diikuti banyak orang.
2. Ciri-Ciri Pop Culture
-
Massal – dikonsumsi oleh banyak orang, bukan hanya kelompok kecil atau elit.
-
Komersial – erat dengan industri hiburan dan konsumsi pasar.
-
Cepat berubah – tren bisa berganti dalam hitungan bulan atau bahkan hari.
-
Dipengaruhi media – keberhasilan sebuah tren sangat bergantung pada eksposur media.
-
Menciptakan identitas bersama – misalnya fandom musik K-Pop, penggemar film Marvel, atau komunitas gamers.
3. Sejarah Awal Pop Culture
Asal-usul budaya populer tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komunikasi dan industri hiburan.
a. Abad ke-19 – Awal Mula
-
Istilah “popular culture” pertama kali digunakan untuk membedakan budaya “kelas bawah/masyarakat umum” dengan budaya “tinggi” (high culture) seperti seni klasik dan sastra.
-
Revolusi Industri menghadirkan media cetak massal (koran, majalah, novel murah/penny dreadful di Inggris), yang menjadi salah satu bentuk pop culture awal.
-
Musik rakyat, teater jalanan, dan sirkus juga bagian dari budaya populer masa itu.
b. Awal Abad ke-20 – Media Massa Modern
-
Radio, film bisu, dan kemudian film bersuara (Hollywood) membuat hiburan bisa diakses secara luas.
-
Musik jazz dan swing di tahun 1920–1930 menjadi fenomena global pertama dari pop culture modern.
-
Komik (seperti Superman, 1938) mulai melahirkan ikon budaya populer.
c. Pertengahan Abad ke-20 – Era Televisi & Musik Pop
-
Tahun 1950–1960: televisi masuk ke rumah-rumah, menciptakan bintang pop global seperti Elvis Presley, The Beatles, dan Marilyn Monroe.
-
Perang Dunia II dan Perang Dingin ikut memengaruhi isi pop culture (film superhero, film perang, kartun propaganda).
-
Fashion remaja (rock and roll, hippies, punk) mulai menjadi tren global.
d. Akhir Abad ke-20 – Globalisasi Pop Culture
-
1980–1990: muncul fenomena global seperti Michael Jackson, Madonna, anime Jepang, dan video game (Nintendo, PlayStation).
-
MTV (1981) memperkuat hubungan antara musik, visual, dan gaya hidup.
-
Hollywood semakin mendominasi budaya populer dunia.
e. Abad ke-21 – Era Digital & Internet
-
Internet dan media sosial (YouTube, Instagram, TikTok) mempercepat penyebaran pop culture.
-
Muncul subkultur global: K-Pop, e-sports, meme culture, streaming (Netflix, Spotify).
-
Budaya populer kini sangat cepat berubah karena tren viral.
4. Pengaruh Pop Culture
-
Ekonomi – memunculkan industri hiburan bernilai miliaran dolar.
-
Sosial – menciptakan identitas bersama, fandom, dan tren sosial.
-
Politik – digunakan sebagai alat propaganda atau kampanye.
-
Budaya – mempertemukan budaya lokal dengan global (contohnya K-Pop yang menggabungkan budaya Korea dengan pop Barat).
Jadi, pop culture lahir dari perkembangan media massa sejak abad ke-19, berkembang pesat lewat film, musik, dan televisi di abad ke-20, lalu meledak global di abad ke-21 lewat internet dan media sosial.
Eksplorasi konten lain dari Mostly Media Co.
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.