Indonesia sejak lama dikenal sebagai negeri yang kaya raya akan sumber daya alam. Dari hutan tropis yang luas, lahan pertanian subur, hasil laut yang melimpah, hingga kandungan mineral dan energi fosil yang besar—semuanya menjadi modal besar untuk pembangunan bangsa. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana kekayaan ini akan dimanfaatkan dalam 10 tahun ke depan?
Di satu sisi, potensi yang dimiliki Indonesia sangat menjanjikan. Transisi energi global menuju energi hijau membuka peluang besar, karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, bahan utama untuk baterai kendaraan listrik. Selain itu, potensi energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, dan angin, bisa menjadikan Indonesia salah satu pemain utama dalam ekonomi hijau dunia.
Sektor pertanian dan kelautan juga masih menyimpan peluang besar. Jika dikelola dengan teknologi modern, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia sekaligus eksportir produk perikanan berkualitas tinggi. Ekowisata berbasis alam pun berpeluang tumbuh pesat, mengingat kekayaan biodiversitas Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia.
Namun, optimisme ini harus dibarengi dengan kewaspadaan. Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi berlebihan, deforestasi, serta pencemaran laut bisa mengancam keberlanjutan kekayaan alam. Tanpa pengelolaan yang bijak, potensi ini justru bisa menjadi bumerang: kekayaan habis, bencana ekologis meningkat, dan kesejahteraan rakyat tidak tercapai.
Dalam 10 tahun ke depan, masa depan kekayaan alam Indonesia akan ditentukan oleh pilihan kebijakan hari ini. Apakah pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat mampu menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi? Apakah pengelolaan sumber daya akan transparan dan berkeadilan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat, bukan segelintir elit?
Jika jawabannya “ya,” maka Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan ekonomi yang disegani, bukan hanya karena kaya sumber daya alam, tetapi karena berhasil mengolah dan menjaganya dengan bijaksana. Namun, jika salah arah, kekayaan itu hanya akan menjadi cerita masa lalu yang tinggal kenangan.
Eksplorasi konten lain dari Mostly Media Co.
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.